Oleh: Arhadi Gunawan
Pemerintah telah mencanangkan proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai bagian dari visi strategis untuk memajukan bangsa. IKN bukan sekadar perpindahan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Kalimantan Timur, tetapi juga langkah nyata untuk menciptakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, pembangunan IKN juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan memindahkan ibu kota ke tengah-tengah wilayah Indonesia, diharapkan terjadi pemerataan pembangunan yang tidak hanya terpusat di Pulau Jawa.
IKN yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kini menjadi pusat perhatian dunia. Di tengah sorotan ini, perhatian publik tertuju pada sebuah karya arsitektur megah yang akan menjadi simbol kebanggaan nasional: Istana Garuda. Lebih dari sekadar bangunan, Istana Garuda adalah manifestasi dari perpaduan seni, sains, dan teknologi yang dirancang oleh putra-putri bangsa Indonesia, menjadikannya ikon baru dalam sejarah arsitektur Indonesia.
Garuda, yang telah lama menjadi lambang negara Indonesia, dipilih sebagai inspirasi utama dalam desain Istana Kepresidenan di IKN. Lambang ini menggambarkan filosofi “Bhinneka Tunggal Ika,” yang mencerminkan persatuan dalam keragaman budaya, adat istiadat, dan agama yang ada di Indonesia. Istana Garuda tidak hanya menonjol sebagai sebuah bangunan fisik, tetapi juga sebagai simbol yang memperkuat identitas nasional dan semangat kebhinekaan.
Dengan luas lahan sebesar 55,7 hektar dan luas tapak mencapai 334.200 meter persegi, Istana Garuda adalah gedung pertama yang dibangun di IKN. Keberadaan istana ini menandai era baru dalam sejarah arsitektur Indonesia, menunjukkan bahwa Indonesia mampu menciptakan karya besar yang diakui tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional.
Lebih dari sekadar daya tarik wisata, Istana Garuda mencerminkan dedikasi bangsa dalam mengembangkan Ibu Kota Nusantara sebagai pusat pemerintahan dan ikon pariwisata baru. Keberadaan istana ini adalah langkah strategis yang tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, tetapi juga menunjukkan komitmen bangsa dalam melestarikan dan mempromosikan budaya nusantara.
IKN, dengan Istana Garuda sebagai salah satu pusatnya, diharapkan menjadi kota yang mencerminkan visi masa depan Indonesia. Tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai kota yang mengedepankan nilai-nilai kebudayaan, keberlanjutan, dan inovasi.
Sebagai landmark utama di IKN, Istana Garuda akan menjadi salah satu ikon arsitektur Indonesia yang paling dikenal di dunia. Kehadirannya akan menjadi saksi bisu dari perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia, serta menjadi simbol dari tekad dan semangat untuk terus maju dan berkembang.
Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah prosesi bersejarah akan digelar pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Untuk pertama kalinya, bendera Merah Putih dan teks Proklamasi Kemerdekaan akan dikirab dari Monumen Nasional (Monas), Jakarta, menuju IKN di Kalimantan Timur.
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono akan menyerahkan kedua simbol penting tersebut kepada Tim Purna Paskibraka 2023. Tim ini, yang terdiri dari para pemuda terpilih, telah siap mengemban tugas mulia ini dengan penuh tanggung jawab.
Kachina Ozora, anggota Purna Paskibraka dari Provinsi Kalimantan Tengah, dipercaya sebagai pembawa bendera Merah Putih. Sementara itu, Keyla Azzahra Purnama dari Provinsi Sumatera Selatan akan membawa teks proklamasi. Keduanya dipilih tidak hanya karena prestasi, tetapi juga sebagai representasi dari beragamnya latar belakang budaya dan wilayah Indonesia.
Rute kirab tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya berakhir di Istana Merdeka, Jakarta. Kali ini, prosesi akan melintasi sejumlah titik penting di Jakarta, mulai dari Monas, melewati Jalan Thamrin, Bundaran HI, Jalan Gatot Subroto, Cawang, hingga Bandara Halim Perdanakusuma.
Dari Bandara Halim Perdanakusuma, bendera dan teks proklamasi akan diterbangkan ke IKN menggunakan pesawat Boeing milik TNI AU. Setibanya di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, simbol-simbol kemerdekaan tersebut akan dibawa menuju Istana Negara IKN.
Tugas membawa bendera Merah Putih ke Istana Negara IKN akan dilanjutkan oleh Naila Aulita Alqubra Sinapoy dari Banten. Sementara itu, Lilly Wenda dari Papua Pegunungan akan membawa teks proklamasi. Kedua putri bangsa ini akan memimpin prosesi kirab yang akan mengukir sejarah baru dalam peringatan kemerdekaan Indonesia.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menjelaskan bahwa prosesi kirab ini tidak hanya merupakan simbol penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan bangsa, tetapi juga mencerminkan tekad untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. “Ini adalah sejarah baru. Untuk pertama kalinya, bendera Merah Putih dan teks proklamasi dikirab ke IKN,” ujar Yusuf.
Bendera Merah Putih dan teks proklamasi dijadwalkan tiba di IKN pada hari yang sama, 10 Agustus 2024. Setibanya di IKN, bendera tersebut akan diserahkan oleh Presiden Joko Widodo kepada Paskibraka untuk dikibarkan di Istana Negara IKN pada 17 Agustus 2024. Pengibaran bendera ini akan menandai puncak peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, yang juga menjadi simbolisasi perpindahan pusat pemerintahan dan babak baru dalam perjalanan sejarah bangsa.
Proyek IKN adalah langkah cerdas pemerintah, karena disana terdapat simbol persatuan kemakmuran yang segera diimplementasikan melalui pemerataan pembangunan. Secara keseluruhan, proyek IKN adalah langkah strategis untuk menyatukan bangsa. Dengan pemerataan pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan penguatan identitas nasional, IKN akan menjadi simbol kemajuan Indonesia yang bersatu dan berdaulat.
*) Penulis merupakan Mahasiswa asli Bogor tinggal di Jakarta
Leave a Reply