Jakarta — Telah satu dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Indonesia di tangannya tidak hanya fokus pada pembangunan dalam negeri, tetapi juga memperluas kontribusinya di tingkat global. Melalui program diplomasi kemanusiaan dan kerja sama pembangunan internasional, Indonesia berhasil menorehkan legacy yang diakui dunia, terutama dalam upaya menjaga kesehatan global, ketahanan pangan, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia terus berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan global.
Salah satu pencapaian penting yang patut diapresiasi adalah komitmen Indonesia dalam memberikan bantuan pembangunan ke berbagai negara, khususnya di Afrika.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Siti Nugraha Mauludiah, menegaskan bahwa Indonesia telah memberikan hibah kepada 23 negara di Afrika. Bantuan ini mencakup berbagai sektor penting, seperti ketahanan pangan, kesehatan, dan energi.
“Hibah pemerintah Indonesia ke kawasan Afrika telah menjangkau 23 negara dari 54 negara di Afrika, atau sekitar 42 persen dari seluruh negara Afrika,” jelas Nining.
Bentuk bantuan yang diberikan meliputi revitalisasi Pusat Pelatihan Pertanian di Tanzania dan Gambia, serta hibah vaksin produksi BUMN Indonesia untuk Nigeria.
Indonesia juga membantu transfer teknologi di berbagai bidang melalui program capacity building. Ini adalah bukti kuat bahwa komitmen Indonesia untuk Afrika tidak pernah surut. Bantuan ini tidak hanya diberikan secara bilateral, tetapi juga melalui mekanisme triangular dengan mitra internasional seperti IsDB, GIZ, JICA, dan lainnya.
Pada tahun 2024, Pemerintah Indonesia merencanakan 12 hibah baru untuk Afrika, yang mencakup sektor perhubungan, ketahanan pangan, dan energi.
“Rancangan kerja sama lima tahun ke depan ini akan fokus pada ketahanan pangan, kesehatan, dan energi, sesuai dengan agenda global Africa 2063,” tambah Nining.
Tahun 2024 menandai peningkatan signifikan dalam penyaluran hibah oleh Pemerintah Indonesia.
Tormarbulang Lumbantobing, Direktur Utama Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kementerian Keuangan, mengungkapkan bahwa alokasi dana hibah mencapai Rp413 miliar, meningkat sebesar 66,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Sebagian besar dana tersebut digunakan untuk program beasiswa internasional melalui The Indonesian Aid Scholarship (TIAS) yang bertujuan untuk membangun hubungan baik dengan negara lain serta mempromosikan budaya Indonesia,” ungkapnya.
Selain itu, Indonesia juga memberikan bantuan di bidang kesehatan, seperti modernisasi ICU di Rumah Sakit Nasional Port Moresby di Papua Nugini, serta dukungan vaksinasi dan penanggulangan penyakit seperti AIDS, tuberkulosis, dan malaria di negara-negara yang membutuhkan.
Dalam bidang kesehatan, kontribusi Indonesia menjadi salah satu yang paling menonjol. Pada Maret 2024, Indonesia mengirimkan 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan sebagai bentuk komitmen terhadap kesehatan global.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung rakyat Afghanistan dalam menghadapi tantangan kesehatan yang mereka hadapi, termasuk penyakit menular.
“Indonesia telah menunjukkan bahwa kita siap berkontribusi untuk masalah kemanusiaan. Komitmen ini bukan hanya di bidang kesehatan, tetapi juga di sektor pendidikan dan infrastruktur yang penting untuk pembangunan berkelanjutan,” kata Retno.
Bantuan vaksin polio produksi Bio Farma ini diharapkan dapat menjangkau 3,3 juta anak-anak Afghanistan yang sangat rentan terhadap penyakit tersebut.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa LDKPI, yang didirikan dengan semangat solidaritas antarnegara berkembang, telah berhasil memberikan hibah senilai Rp356,58 miliar ke 49 negara sahabat selama empat tahun beroperasi.
“Bantuan ini merupakan dukungan nyata terhadap target-target global seperti Sustainable Development Goals (SDGs),” ungkap Sri Mulyani.
Komitmen Indonesia untuk berkontribusi pada kesehatan global tidak berhenti di sana. Indonesia juga telah mengirimkan vaksin pentavalen tahap pertama ke Nigeria pada tahun 2023, yang membantu vaksinasi lebih dari 500 ribu bayi di negara tersebut.
Pengiriman vaksin ini adalah bagian dari upaya Indonesia untuk memperluas pasar vaksin dan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dalam bidang kesehatan.
Tidak hanya melalui bantuan kesehatan, Indonesia juga aktif dalam memperkuat ketahanan pangan dan pembangunan energi di negara-negara berkembang.
Selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia tidak hanya menjadi negara yang diperhitungkan di kawasan Asia, tetapi juga diakui sebagai mitra pembangunan yang andal bagi negara-negara berkembang.
Legacy Presiden Jokowi di bidang diplomasi kemanusiaan dan kerja sama pembangunan internasional ini akan terus dikenang sebagai salah satu kontribusi terbesar Indonesia untuk dunia.
Presiden Jokowi telah menempatkan Indonesia di peta global sebagai negara yang berperan aktif dalam menjaga kesehatan, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
Leave a Reply