Oleh: Ahmad Aziz
Pilkada Serentak 2024 menjadi momentum penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Di tengah dinamika politik dan sosial yang semakin kompleks, penting bagi semua pihak untuk berperan aktif dalam menciptakan proses Pilkada yang damai, tertib, dan konstruktif.
Bukan hanya penyelenggara pemilu dan para calon kepala daerah yang harus bertanggung jawab, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk pemilih, media, aparat keamanan, serta organisasi masyarakat sipil.
Demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang memberikan ruang bagi setiap warga negara untuk terlibat secara aktif dan tanpa rasa takut. Pilkada merupakan salah satu wujud dari partisipasi politik rakyat, di mana setiap suara memiliki arti penting dalam menentukan arah pembangunan di daerah. Namun, untuk memastikan bahwa pesta demokrasi ini berjalan lancar, seluruh pihak memiliki tanggung jawab bersama.
Suasana damai merupakan prasyarat utama untuk menciptakan proses Pilkada yang berkualitas. Sayangnya, dalam beberapa kesempatan, Pilkada di Indonesia kerap kali diwarnai oleh konflik politik yang berujung pada kerusuhan.
Kompetisi yang seharusnya sehat sering kali diwarnai oleh politik identitas, provokasi, dan bahkan kekerasan fisik. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang mengutamakan dialog dan solusi bersama.
Menciptakan Pilkada yang damai memerlukan kesadaran kolektif dari semua pihak. Para kandidat dan tim sukses harus berkomitmen untuk berkampanye dengan mengedepankan program kerja dan visi, tanpa menebar kebencian atau memainkan isu-isu sensitif yang memecah belah masyarakat. Di sisi lain, masyarakat harus cerdas dalam menerima informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu negatif yang bersifat destruktif.
Semua pihak tanpa terkecuali memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ruang yang aman bagi diskusi politik yang sehat. Perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi.
Hal yang terpenting adalah bagaimana masyarakat secara bersama-sama tetap bisa menjaga persatuan dan kedamaian meskipun ada perbedaan pandangan. Sebuah demokrasi yang kuat tidak akan terwujud tanpa adanya rasa saling menghormati di antara warga negara.
Pilkada adalah milik semua warga negara, dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk memastikan Pilkada berlangsung damai. Masyarakat perlu berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kedamaian di lingkungan masing-masing.
Selain itu, pemilih juga harus berusaha memilih calon yang benar-benar berkompeten dan memiliki integritas, serta menolak segala bentuk praktik politik uang yang bisa merusak proses demokrasi.
Penting bagi masyarakat untuk cerdas dalam menerima dan menyebarkan informasi. Di era digital ini, berita palsu dan disinformasi sangat mudah menyebar, terutama di media sosial. Masyarakat harus bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar dan hanya mempercayai sumber-sumber yang kredibel. Masyarakat yang teredukasi akan lebih sulit terpengaruh oleh provokasi yang bisa menciptakan kerusuhan atau perpecahan.
Selain itu, peran tokoh masyarakat dan pemuka agama juga sangat penting dalam meredam ketegangan politik yang mungkin timbul. Tokoh-tokoh ini bisa menjadi penyejuk dan perantara yang membantu menjaga suasana tetap kondusif selama masa Pilkada.
Salah satu elemen penting dalam menciptakan Pilkada yang damai adalah peran aparat keamanan. TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) berkomitmen menjaga ketertiban dan keamanan selama proses Pilkada. Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan hanya oleh aparat. Kolaborasi antara masyarakat dan aparat keamanan menjadi kunci dalam mencegah potensi konflik atau kerusuhan.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa sangat penting bagi para tokoh agama supaya mereka terus menyebarkan pesan mengajak pelaksanaan Pilkada 2024 yang damai dengan senantiasa menguatkan persaudaraan dan kerukunan, serta mendorong masyarakat menggunakan hak suaranya secara bertanggung jawab hingga terus saling menghargai meski terjadi perbedaan pilihan politik.
Sementara itu, Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu menyatakan bahwa dirinya telah mengadakan serangkaian forum diskusi yang melibatkan berbagai media untuk mewujudkan Pilkada Serentak 2024 damai.
Di sisi lain, Anggota Bawaslu Puadi mengatakan dalam konsep budaya pemilu yang harmonis, nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia dijadikan instrumen positif untuk mewujudkan pemilu yang damai dan harmonis.
Sebab menurutnya Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan berbagai budaya, agama, dan suku yang bersatu untuk mencapai stabilitas politik demi tujuan nasional, kemajuan masyarakat, dan kesejahteraan.
Selain menjaga suasana damai, Pilkada 2024 juga harus menjadi ajang untuk membangun dialog yang konstruktif. Ini adalah momen di mana para kandidat ditantang untuk menghadirkan solusi nyata atas berbagai permasalahan yang ada di daerah mereka, bukan sekadar saling menyerang. Pilkada yang konstruktif adalah Pilkada yang berfokus pada substansi—pada program kerja, visi-misi, serta rekam jejak calon.
Pemilih juga memiliki peran penting dalam mendorong dialog yang konstruktif. Dengan menjadi pemilih yang kritis, masyarakat dapat menuntut para calon untuk memberikan penjelasan yang mendalam mengenai rencana mereka, bukan hanya sekadar janji-janji manis yang sulit direalisasikan.
Pada akhirnya, Pilkada 2024 bukan hanya sekadar ajang memilih pemimpin, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi dan kebersamaan di Indonesia. Dengan partisipasi yang aktif, kesadaran bersama, serta komitmen untuk menjaga keamanan dan kedamaian, bangsa ini bisa mewujudkan Pilkada yang damai, konstruktif, dan bermanfaat bagi kemajuan negeri. Bersama-sama mampu menjadikan Pilkada 2024 sebagai contoh bagaimana demokrasi yang matang bisa berjalan di tengah keberagaman.
*) Pengamat Politik Universitas Negeri Semarang
Leave a Reply