Jakarta — Pemerintah melalui Kementerian Sosial terus memperkuat komitmennya dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan melalui program Sekolah Rakyat. Inisiatif ini menjadi angin segar bagi ribuan anak dari keluarga miskin hingga miskin ekstrem yang selama ini kesulitan mendapatkan akses pendidikan layak.
Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan salah satu program strategis yang mendapat perhatian langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Program ini didesain sebagai solusi konkret bagi anak-anak yang berisiko putus sekolah atau bahkan belum pernah mengecap pendidikan formal.
“Ini merupakan inisiatif langsung dari Presiden Prabowo untuk membuka peluang bagi anak-anak yang berisiko putus sekolah atau belum pernah mengenyam pendidikan,” kata Gus Ipul.
Menurutnya, Sekolah Rakyat tidak hanya sekadar menyediakan akses belajar gratis, tetapi juga menawarkan sistem pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter, keterampilan hidup, serta kepedulian sosial.
“Program ini menjadi bukti nyata bahwa negara hadir dan berpihak kepada kelompok rentan,” jelasnya.
Tak hanya fokus pada aspek akses, pemerintah juga memastikan transformasi digital menjadi bagian penting dari sistem pendidikan inklusif ini. Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Digital, Alfreno Kautsar Ramadhan menyatakan bahwa seluruh titik Sekolah Rakyat akan dilengkapi dengan koneksi internet yang memadai.
“Kami ingin adik-adik di seluruh titik Sekolah Rakyat memiliki akses ke dunia digital untuk meraih masa depan yang cerah. Ini sesuai visi pemerintah untuk mendorong kesetaraan akses terhadap dunia digital di seluruh pelosok negeri,” ujar Alfreno.
Ia menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur digital ini bukan sekadar kebutuhan jangka pendek, tetapi merupakan investasi strategis dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan siap menghadapi era ekonomi digital.
“Kita tidak hanya akan mencetak lulusan, tetapi akan melahirkan generasi pemimpin yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih adil, kuat, dan berdaulat,” imbuhnya.
Program Sekolah Rakyat juga menekankan peran krusial guru dalam proses transformasi sosial ini. Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono menyebut para pendidik di Sekolah Rakyat sebagai ujung tombak perubahan sosial dan pelopor dalam memutus rantai kemiskinan struktural.
“Kita sering bicara soal kemiskinan, tapi lupa bahwa hanya pendidikan yang benar-benar mampu memutus mata rantainya. Dan para guru Sekolah Rakyat adalah pelopornya,” ucap Agus.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya membangun relasi emosional antara guru, siswa, dan keluarga. Menurutnya, pendidikan yang bermakna tidak hanya bergantung pada kurikulum, tetapi juga pada hubungan tulus yang dibangun dalam proses belajar.
“Bangun empati dan hubungan yang tulus dengan siswa dan komunitas karena pendidikan dimulai dari keterhubungan hati. Terus belajar dan berkembang karena guru yang baik adalah juga pembelajar sejati,” ujar Agus.
Agus berharap Sekolah Rakyat menjadi rumah kedua yang penuh kasih dan harapan bagi setiap anak. Ia mendorong para guru untuk terus menginspirasi dan menjadi agen perubahan sosial dalam masyarakat.
“Sekolah Rakyat bukan hanya tempat belajar, tapi rumah yang membentuk masa depan anak-anak kita. Mari kita wujudkan ini dengan sepenuh hati,” tutupnya.
Dengan kolaborasi lintas kementerian dan semangat gotong royong, Sekolah Rakyat digadang menjadi model pendidikan alternatif yang menyentuh lapisan masyarakat paling bawah, sekaligus membangun fondasi kuat bagi masa depan bangsa yang inklusif, adil, dan berdaya saing tinggi.-
Leave a Reply