Oleh: Feronika Jasin)*
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini tidak hanya menyumbang kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga menjadi penyokong utama lapangan pekerjaan di berbagai daerah. Oleh karena itu, penguatan UMKM sangat diperlukan untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi nasional tetap solid dan berkelanjutan.
UMKM di Indonesia tersebar di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, manufaktur, hingga sektor kreatif. Keberadaan UMKM tidak hanya berfungsi sebagai pendorong ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan banyak peluang kerja, baik untuk masyarakat di perkotaan maupun di daerah terpencil. Dalam situasi ekonomi yang sering kali tidak menentu, sektor ini dapat menjadi penyangga ekonomi yang stabil, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi global maupun domestik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pemerintah terus menjaga daya beli masyarakat melalui sejumlah paket stimulus ekonomi yang ditujukan bagi rumah tangga berpendapatan rendah, kelas menengah, dan dunia usaha. Pemerintah berupaya memperkuat koperasi melalui adopsi teknologi, pengembangan sumber daya manusia, dan perbaikan tata kelola guna meningkatkan daya saing dalam ekosistem ekonomi nasional.
UMKM dan koperasi, dua sektor yang kerap disebut sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, kini dihadapkan pada kebutuhan yang mendesak untuk bertransformasi. Koperasi, sebagai organisasi ekonomi berbasis solidaritas dan gotong royong, memiliki potensi besar untuk berperan dalam pemulihan ekonomi nasional. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi dan UMKM harus bisa mengadopsi perubahan yang lebih cepat dan berkelanjutan, terutama dalam hal teknologi, manajerial, dan pengembangan sumber daya manusia.
Penguatan UMKM dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis. Salah satunya adalah dengan memperbaiki akses ke pembiayaan. Banyak UMKM yang kesulitan untuk mendapatkan kredit dari lembaga keuangan formal karena kurangnya jaminan atau kurangnya pemahaman mengenai manajemen keuangan. Oleh karena itu, program pembiayaan berbasis mikro dan skema kredit yang lebih fleksibel dapat menjadi solusi untuk meningkatkan likuiditas UMKM.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, langkah-langkah kebijakan moneter dan makroprudensial dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan mencerminkan pendekatan hati-hati namun progresif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di tengah ketidakpastian global dan dinamika ekonomi domestik yang terus berkembang, kebijakan penurunan suku bunga dan kebijakan makroprudensial yang longgar menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pemulihan yang inklusif.
Penurunan suku bunga kebijakan yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir memang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan cara menurunkan biaya pinjaman bagi sektor bisnis dan rumah tangga. Kebijakan ini, jika dipadukan dengan kebijakan makroprudensial yang tepat, dapat mendorong ekspansi kredit, yang pada gilirannya mendukung penciptaan lapangan kerja, terutama di sektor-sektor prioritas seperti UMKM dan ekonomi hijau.
Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor UMKM. Pelatihan dan pendidikan terkait keterampilan manajerial, pemasaran digital, dan pengelolaan keuangan yang efektif dapat membantu para pelaku UMKM untuk lebih kompetitif. Penguasaan teknologi digital juga dapat memperluas pasar UMKM, yang sebelumnya terbatas pada pasar lokal, kini dapat menjangkau pasar internasional.
Pernyataan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, mengenai agenda strategis pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat menggugah dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang dinamika ekonomi global dan domestik. Menyongsong tahun 2025, sebagai periode yang krusial bagi perekonomian Indonesia, Shinta menyoroti beberapa pilar utama yang akan menjadi penentu arah pertumbuhan ekonomi ke depan, yakni hilirisasi, ekonomi digital, industri hijau, swasembada pangan, dan penguatan UMKM.
Dalam hal ekonomi digital, Shinta Kamdani menegaskan bahwa sektor ini telah menjadi kunci utama dalam membangun perekonomian yang lebih modern dan inklusif. Indonesia dengan jumlah pengguna internet terbesar di Asia Tenggara memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor ekonomi digital, mulai dari e-commerce, fintech, hingga start-up teknologi. Transformasi digital memungkinkan pelaku usaha di seluruh penjuru tanah air untuk mengakses pasar yang lebih luas, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan model bisnis yang lebih inovatif.
Inovasi produk dan diversifikasi juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam rangka memperkuat posisi UMKM. UMKM yang mampu berinovasi dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar yang dinamis akan lebih mudah bertahan dalam jangka panjang. Selain itu, dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan yang mendukung UMKM, seperti insentif pajak dan pelatihan kewirausahaan, juga menjadi faktor penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM.
Pada akhirnya, penguatan UMKM akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan meningkatnya daya saing UMKM, sektor ini dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap PDB, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan mengurangi ketimpangan ekonomi di berbagai wilayah. Oleh karena itu, penguatan UMKM bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tugas bersama seluruh elemen masyarakat untuk memastikan perekonomian Indonesia tetap solid dan berkelanjutan di masa depan.
)*Penulis merupakan analis ekonomi PT Astara Indo
Leave a Reply