Pemerintah Tegaskan Pentingnya Persatuan Bangsa Pasca Pilkada 2024

Oleh : Vina G. )*

Pilkada serentak 2024 baru saja selesai dilaksanakan dengan penuh antusiasme dan semangat demokrasi. Ribuan calon kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia berlomba untuk meraih hati rakyat dengan janji perubahan dan kemajuan. Namun, di balik proses politik yang penuh dinamika tersebut, ada satu hal yang harus selalu menjadi perhatian utama kita sebagai bangsa, yaitu persatuan.

Pemerintah melalui berbagai lembaga dan tokoh nasional menegaskan pentingnya menjaga persatuan pasca Pilkada 2024, karena hanya dengan persatuan, Indonesia dapat melangkah maju, bersatu dalam keberagaman, dan menjawab tantangan global yang semakin kompleks.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa merupakan landasan yang tidak tergantikan bagi pembangunan Indonesia. AHY menekankan bahwa setelah Pilkada, bangsa ini harus segera beranjak untuk kembali memperkuat persatuan demi mendorong kemajuan yang lebih besar.

AHY menegaskan bahwa masyarakat harus mengakhiri semua perbedaan semasa kampanye, termasuk debat-debat yang cukup seru digelar oleh KPUD di berbagai daerah. Pihaknya juga mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi hukum, etika, dan norma dalam setiap proses demokrasi. Perbedaan pilihan adalah bagian dari proses demokrasi yang sehat dan dewasa. Demokrasi tidak hanya soal menjalankan Pemilu dan Pilkada, tetapi juga tentang kualitas demokrasi itu sendiri, dan arah bangsa kita ditentukan oleh kualitas tersebut.

Pilkada memang merupakan bagian penting dari proses demokrasi, namun tidak boleh membuat bangsa ini terpecah belah. Masyarakat harus meyakini bahwa meskipun adanya perbedaan pilihan dalam Pilkada, tetapi kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan bersatu.

Pilkada memang sering kali membawa berbagai perbedaan pandangan politik dan preferensi, namun sesungguhnya, ini adalah sebuah manifestasi dari kebebasan berpendapat dan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Namun, hal ini juga memerlukan kedewasaan politik dari semua pihak agar tidak terjadi perpecahan, terutama di tingkat lokal.

Akademisi IAIN Takengon, Sutrisno, juga optimistis bahwa pemimpin baru dapat membawa perubahan signifikan. Masyarakat diingatkan untuk waspada terhadap oknum yang mencoba memecah belah persatuan. Pilkada dinilai sebagai momen untuk memperkuat komunikasi dan persaudaraan. Perbedaan sikap politik selama kampanye harus ditempatkan sebagai bagian dari berdemokrasi. Siapa pun yang terpilih adalah pemimpin untuk semua.

Sutrisno mengimbau agar setelah pelaksanaan Pilkada Serentak, para peserta Pilkada dan pendukungnya untuk menjauhi provokasi serta ujaran kebencian. Jika merasa ada kecurangan, gunakan jalur hukum seperti mengajukan laporan ke Bawaslu atau Mahkamah Konstitusi, serta menghindari tindakan yang dapat memperkeruh suasana.

Kemudian, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa penting untuk menjaga ikatan persatuan dan kebersamaan di antara seluruh elemen masyarakat setelah melalui proses Pilkada. Peran DPR sebagai wakil rakyat tidak hanya terfokus pada proses legislatif, tetapi juga sebagai agen pemersatu yang menjaga agar perbedaan politik tidak menjadi pemecah belah bangsa. Jangan biarkan Pilkada berakhir menjadi ajang untuk saling menjatuhkan. Setelah pesta demokrasi ini selesai, masyarakat diminta agar kembali bersatu untuk membangun bangsa, karena persatuan adalah kunci bagi Indonesia agar dapat tetap maju.

Meskipun banyak dinamika politik yang muncul selama Pilkada, baik dari kontestasi kandidat, tim sukses, maupun media sosial, Sufmi menegaskan bahwa pada akhirnya, seluruh masyarakat Indonesia adalah bagian dari satu kesatuan yang tidak boleh terpecah oleh politik sesaat. Pembentukan kabinet daerah yang baru pasca Pilkada harus dimanfaatkan untuk memupuk semangat kebersamaan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah yang lebih baik.

Sementara itu, pentingnya menjaga persatuan pasca Pilkada juga disoroti oleh Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi. Dalam pandangannya, agama memiliki peran yang sangat penting dalam menyatukan umat manusia, terutama dalam konteks pasca Pilkada yang sering kali menyisakan perbedaan. Agama selalu mengajarkan untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan, meskipun adanya perbedaan dalam hal pilihan politik. Perbedaan adalah hal yang wajar, namun yang terpenting adalah bagaimana masyarakat menyikapi perbedaan tersebut dengan bijaksana agar tidak merusak ikatan persatuan yang sudah terbentuk.

Ajaran agama dalam Islam sangat menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan sesama umat Islam, namun juga ukhuwah wathaniyah, yakni persaudaraan dalam konteks kebangsaan yang lebih luas. Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, Indonesia harus mampu menjadi contoh di dunia internasional dalam menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah halangan untuk bersatu, melainkan menjadi kekuatan yang memperkaya bangsa ini. Pilkada pun seharusnya menjadi ajang untuk menunjukkan kedewasaan berpolitik, bukan untuk menumbuhkan kebencian atau permusuhan.

Setelah Pilkada serentak 2024 yang penuh dengan dinamika politik, saatnya bagi seluruh komponen bangsa untuk bergandengan tangan dan melangkah bersama menuju masa depan yang lebih baik. Masyarakat juga harus berfokus pada pembangunan dan kesejahteraan bersama. Setiap warga negara, terlepas dari siapa yang mereka pilih, memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan negara ini. Oleh karena itu, kita harus menjaga persatuan dan menjauhi sikap yang dapat memecah belah bangsa. Mari bersama-sama merawat Indonesia dengan semangat persatuan, untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih maju.

)* Penulis merupakan Mahasiswa Pascasarjana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *