Oleh: Saki Ananta )*
Pasca Pilkada serentak 2024, harapan besar mengemuka bahwa kepemimpinan baru di berbagai daerah dapat mempercepat reformasi ekonomi. Momentum ini dianggap strategis untuk menciptakan kebijakan yang inovatif, sesuai dengan tantangan lokal maupun global. Pemimpin yang baru terpilih diharapkan mampu menghadirkan perubahan nyata, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menilai Pilkada serentak sebagai peluang strategis untuk memperkuat daya saing ekonomi daerah. Menurutnya, pemimpin baru perlu berfokus pada kebijakan berbasis data yang dapat mendukung investasi, pengembangan infrastruktur, dan pemberdayaan UMKM.
Dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk memperkuat daya saing ekonomi daerah, pertumbuhan yang inklusif dapat terwujud, sekaligus membuka lapangan kerja baru yang berdampak langsung pada peningkatan daya beli masyarakat. Pemimpin yang progresif dan inklusif dapat menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif, sehingga menarik investasi dan memperkuat konsumsi domestik sebagai motor utama perekonomian.
Langkah strategis yang diusulkan meliputi pengembangan sektor unggulan sesuai potensi daerah masing-masing, peningkatan infrastruktur dan konektivitas, serta pengurangan hambatan birokrasi yang selama ini kerap menghambat masuknya investasi.
Koordinasi yang erat dengan pemerintah pusat juga dibutuhkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, terutama dalam mengendalikan inflasi dan memastikan harga kebutuhan pokok tetap terjangkau. Shinta menekankan bahwa meski peluang besar ada di depan mata, pemimpin daerah tetap harus siap menghadapi berbagai tantangan yang tak terelakkan.
Harapan serupa juga disampaikan oleh Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin, yang mengungkapkan bahwa Pilkada kali ini menjadi momen penting untuk memilih pemimpin yang memahami kebutuhan masyarakat. Menurutnya, pemimpin yang memiliki integritas, kasih sayang terhadap rakyat, dan pemahaman mendalam tentang tugas-tugasnya akan mampu menciptakan kesejahteraan yang lebih luas.
Salahudin percaya, dengan pemimpin seperti itu, kehidupan masyarakat akan lebih damai, saling menghormati, dan penuh toleransi. Selain itu, ia menyoroti pentingnya apresiasi terhadap peran media massa dalam menjaga kerukunan selama proses Pilkada. Toleransi terhadap perbedaan pilihan politik menjadi salah satu kunci untuk menciptakan masyarakat yang rukun dan harmonis, yang pada gilirannya akan memperkuat fondasi ekonomi.
Di Jakarta, Pj Gubernur Teguh Setyabudi menegaskan bahwa kepemimpinan baru harus fokus pada penyelesaian berbagai tantangan utama yang selama ini membayangi ibu kota. Permasalahan seperti kemacetan, banjir, dan kebutuhan perumahan layak huni menjadi isu yang memerlukan perhatian serius.
Selain itu, calon pemimpin Jakarta juga harus mampu menjaga pertumbuhan ekonomi daerah agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Teguh menekankan bahwa kebijakan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan masalah-masalah tersebut tidak hanya diselesaikan secara sementara, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang.
Teguh juga menggarisbawahi peran Jakarta sebagai barometer nasional. Keberhasilan kebijakan di ibu kota akan menjadi contoh bagi daerah lain, sehingga pemimpin baru harus memastikan kolaborasi yang erat dengan semua pihak, termasuk pemerintah pusat dan organisasi perangkat daerah (OPD).
Teguh berharap berbagai upaya yang telah dilakukan selama masa kepemimpinannya dapat menjadi dasar yang kokoh bagi pemimpin baru untuk melanjutkan pembangunan Jakarta. Teguh menambahkan bahwa proses pembangunan membutuhkan konsistensi dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
Selain fokus pada penyelesaian tantangan struktural, pemimpin baru juga diharapkan dapat memanfaatkan potensi ekonomi lokal. Dengan penguatan infrastruktur, konektivitas yang lebih baik, dan pemberdayaan UMKM, daerah-daerah di Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan baru.
Keberanian dalam mengambil kebijakan yang adaptif dan berbasis data menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Di sisi lain, stabilitas harga kebutuhan pokok harus tetap menjadi prioritas, mengingat hal ini berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat.
Harapan besar yang disampaikan oleh para narasumber mencerminkan keyakinan bahwa reformasi ekonomi dapat tercapai jika pemimpin baru memiliki visi yang kuat dan keberanian untuk bertindak.
Dengan kebijakan yang tepat, lapangan kerja baru akan tercipta, daya beli masyarakat meningkat, dan konsumsi domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dapat diperkuat. Langkah ini juga akan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kondusif, sehingga investasi baru dapat terus mengalir.
Pilkada serentak 2024 telah menjadi bukti nyata kematangan demokrasi Indonesia. Namun, demokrasi yang sehat tidak cukup hanya menghasilkan pemimpin terpilih, tetapi juga harus memberikan hasil nyata berupa peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dalam hal ini, peran pemimpin yang kompeten sangat penting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dukungan penuh dari masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah pusat sangat diperlukan agar reformasi ekonomi tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar memberikan dampak positif.
Kini, dengan kepemimpinan baru di berbagai daerah, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat reformasi ekonomi. Melalui kolaborasi, kebijakan berkelanjutan, dan keberanian menghadapi tantangan, harapan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi bukanlah sekadar mimpi. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat daya saing daerah, tetapi juga menjadi fondasi yang kokoh bagi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
)* Kontributor Pertiwi Institute
Leave a Reply