Indonesia-Satu.com

Independen Terpercaya

Kolaborasi Antarinstansi Kunci Sukses Keberhasilan Program Sekolah Rakyat

Oleh: Bara Winatha*)

Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto telah menjadi salah satu tonggak penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Program ini telah berhasil menjadi model pendidikan yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan. Seiring berjalannya waktu, Sekolah Rakyat menjelma sebagai ekosistem sosial yang memadukan pendidikan, pemberdayaan, literasi, dan keterampilan kerja. Salah satu kunci keberhasilan dari program ini terletak pada kolaborasi antarinstansi, di mana Kementerian Sosial beserta lembaga lainnya bekerja sinergis membentuk fondasi yang kuat bagi masa depan generasi muda.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai bahwa kolaborasi lintas lembaga merupakan prasyarat mutlak agar Sekolah Rakyat benar-benar dapat berfungsi sebagai program strategis nasional. Dalam beberapa kesempatan, ia menegaskan pentingnya menjadikan Sekolah Rakyat sebagai sarana pemberdayaan sosial sekaligus mobilitas vertikal masyarakat kurang mampu. Pendekatan yang integratif antara Kemensos dan lembaga-lembaga lain akan memperkuat ekosistem pendidikan sosial yang terhubung dari hulu ke hilir.

Salah satu wujud konkret kolaborasi tersebut adalah kerja sama antara Kemensos dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam menghadirkan perpustakaan modern dan inklusif di lingkungan Sekolah Rakyat. Gus Ipul menilai, perpustakaan yang dikelola secara profesional dapat menjadi pusat kegiatan belajar dan pemberdayaan masyarakat. Perpustakaan yang hidup dan dinamis dinilai mampu menumbuhkan budaya membaca, berpikir kritis, dan berinovasi di kalangan siswa. Keberadaan fasilitas ini bukan hanya soal infrastruktur, melainkan investasi jangka panjang untuk memperkuat literasi sosial.

Kepala Perpustakaan Nasional, Aminuddin Aziz menilai kerja sama antara Perpusnas dan Kemensos merupakan kelanjutan dari sinergi panjang dalam penguatan literasi masyarakat. Perpusnas telah memiliki pengalaman melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yang selama delapan tahun terakhir menjadi contoh praktik baik di tingkat internasional. Dalam kerangka Sekolah Rakyat, program ini akan diadaptasi agar perpustakaan dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat mulai dari pelatihan keterampilan, lokakarya kewirausahaan, hingga kegiatan sosial berbasis literasi. Kolaborasi ini akan memperluas jangkauan dampak sosial perpustakaan dan menegaskan bahwa literasi adalah bagian tak terpisahkan dari pemberdayaan manusia.

Sementara itu, di ranah pendidikan tinggi, kolaborasi Kemensos dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menjadi langkah lanjutan untuk memastikan keberlanjutan jalur pendidikan siswa Sekolah Rakyat setelah lulus. Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar hilirisasi pendidikan menjadi fokus utama dalam pengembangan Sekolah Rakyat. Pemerintah ingin memastikan bahwa siswa memiliki dua pilihan strategis setelah lulus yakni melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja sesuai dengan minat dan kompetensinya.

Untuk itu, Kemensos bekerja sama dengan pihak swasta dan akademisi, termasuk penggunaan teknologi DNA Talent oleh Ary Ginanjar, guna melakukan asesmen terhadap minat dan bakat siswa. Dari hasil asesmen sementara, sekitar setengah dari siswa Sekolah Rakyat memiliki minat untuk melanjutkan pendidikan tinggi, sementara sisanya tertarik memasuki dunia kerja. Data ini menjadi dasar bagi perumusan program hilirisasi yang lebih tepat sasaran, di mana Kemensos menyiapkan kerja sama formal melalui nota kesepahaman (MoU) dengan Kemendiktisaintek.

Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh terhadap program hilirisasi pendidikan bagi siswa Sekolah Rakyat. Sinergi ini dapat membuka akses lebih luas ke pendidikan tinggi bagi anak-anak dari keluarga miskin. Brian memastikan bahwa program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah akan disesuaikan untuk menampung siswa Sekolah Rakyat yang memenuhi syarat. Lebih dari itu, Kemendiktisaintek juga mengusulkan agar mahasiswa penerima KIP Kuliah berperan sebagai mentor bagi calon mahasiswa dari Sekolah Rakyat, sebagai bentuk gotong royong dalam pendidikan.

Selain literasi dan pendidikan tinggi, penguatan kompetensi kerja menjadi pilar ketiga dari keberhasilan program Sekolah Rakyat. Peran Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menjadi sangat strategis. Menteri P2MI, Mukhtarudin menilai bahwa kesiapan siswa Sekolah Rakyat menghadapi dunia kerja harus dibekali dengan keterampilan global, terutama kemampuan bahasa asing. Oleh karena itu, P2MI bekerja sama dengan Kemensos untuk menyelenggarakan pelatihan enam bahasa asing Inggris, Arab, Jepang, Korea, Mandarin, dan Jerman yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja internasional.

Mukhtarudin menilai bahwa penguasaan bahasa asing mampu membuka peluang kerja yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ia menekankan pentingnya integrasi antara pelatihan bahasa, vokasi, dan sertifikasi kompetensi agar lulusan Sekolah Rakyat benar-benar siap memasuki dunia kerja. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia sekaligus melindungi hak-hak pekerja migran.

Implementasi pelatihan bahasa asing ini juga dirancang untuk membangun kesadaran global di kalangan siswa Sekolah Rakyat. Dengan kemampuan multibahasa, para lulusan diharapkan lebih adaptif terhadap perubahan ekonomi global dan memiliki kepercayaan diri untuk berinteraksi di berbagai lingkungan kerja. Program ini, bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga tentang membentuk karakter pekerja muda yang tangguh, profesional, dan berdaya saing tinggi.

Program Sekolah Rakyat kini menjadi contoh nyata bagaimana integrasi kebijakan sosial, pendidikan, dan ketenagakerjaan dapat melahirkan dampak yang sistemik. Selama kolaborasi lintas lembaga terus terjaga dan dikembangkan secara adaptif, Sekolah Rakyat akan tumbuh menjadi model pendidikan inklusif yang berkelanjutan dan berdaya saing, sekaligus melahirkan generasi baru yang siap membangun masa depan bangsa.

*)Penulis merupakan pengamat sosial dan kemasyarakatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *