Oleh : Hendra Alvian )*
Kehadiran Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir, menjadi sorotan utama dunia internasional. Dalam forum bergengsi yang dihadiri lebih dari 20 pemimpin dunia itu, Indonesia menegaskan posisinya sebagai negara dengan komitmen kuat terhadap perdamaian dan kemanusiaan. Prabowo tampil mewakili suara Asia Tenggara untuk mendukung penyelesaian konflik Gaza melalui jalur diplomasi dan kemanusiaan, sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dipegang teguh Indonesia.
Salah satu momen paling menarik terjadi ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut nama Prabowo dalam pidatonya di hadapan para kepala negara. “Also with us is President Prabowo, a very incredible man of Indonesia. President, come in,” ujar Trump sambil memberi isyarat kepada Prabowo untuk maju ke podium. Prabowo yang mengenakan setelan jas abu-abu dan peci hitam menolak secara halus ajakan tersebut, hanya melangkah ke depan untuk menjabat tangan Trump dengan senyum hangat. “Great job,” puji Trump diiringi tepuk tangan meriah dari seluruh pemimpin dunia yang hadir. Sikap Prabowo itu mencerminkan etika diplomatik tinggi menjaga tata tertib forum tanpa kehilangan kehormatan dan memperlihatkan kerendahan hati seorang pemimpin negara besar.
Selain Trump, sejumlah pemimpin dunia lainnya juga hadir, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam sesi penandatanganan dokumen perdamaian, Trump kembali menyebut nama Prabowo sambil berkata, “Terima kasih banyak. Bersama kita juga ada Presiden Prabowo, seorang pria yang sangat luar biasa dari Indonesia.” Ucapan itu diiringi tepuk tangan hangat dari para pemimpin dunia. Prabowo kemudian melangkah maju dan kembali berjabat tangan dengan Trump, menandai momen penting bagi diplomasi Indonesia dalam proses perdamaian internasional.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta mengatakan kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT Perdamaian Gaza di Mesir layak mendapat apresiasi. Langkah ini diharapkan dapat membawa hasil positif bagi kemerdekaan Palestina. Pihaknya menilai kehadiran Presiden Prabowo pada gelaran tersebut juga dapat berdampak baik bagi Indonesia.
Momen tersebut menjadi simbol yang kuat tentang bagaimana diplomasi tidak selalu harus dilakukan dengan kata-kata, melainkan juga melalui gestur dan sikap. Dalam konteks itu, Prabowo menunjukkan karakter kepemimpinan yang santun namun tegas, memperlihatkan keseimbangan antara kehormatan nasional dan penghormatan terhadap mekanisme internasional. Banyak analis menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kematangan diplomatik, sekaligus mengirim pesan kepada dunia bahwa Indonesia hadir bukan untuk mencari sorotan, tetapi untuk berkontribusi nyata bagi perdamaian dunia.
Koordinator Barisan Intelektual Strategi Objektif Nasional (Bison) Indonesia, Ginka Febrianti Ginting mengapresiasi diplomasi dan kerja nyata Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan perdamaian di jalur Gaza, Palestina. Dia mengatakan, keberangkatan Presiden Prabowo untuk menghadiri KTT Perdamaian di Sharm El-Sheikh, Mesir, dan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Gaza merupakan bukti komitmen Indonesia terhadap kemanusiaan dan perdamaian dunia yang selama ini seolah hanya menjadi impian.
Sementara itu, dokumen kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani dalam forum tersebut menjadi tonggak baru bagi proses perdamaian Gaza. Selain Amerika Serikat dan Mesir sebagai tuan rumah, dokumen itu juga ditandatangani oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Thani, dengan Prabowo menjadi saksi dari peristiwa bersejarah itu. Kesepakatan tersebut mencakup langkah-langkah untuk menghentikan serangan, membuka akses kemanusiaan, dan memulai proses rekonstruksi Gaza pascaperang. Kehadiran Prabowo dalam momen tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi global, bukan sekadar pengamat.
Dalam pidatonya di sela-sela pertemuan, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya solidaritas internasional untuk menghentikan kekerasan dan menjamin hak hidup rakyat Palestina. Pihaknya juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk berperan lebih aktif, termasuk dalam pengiriman pasukan penjaga perdamaian di bawah mandat PBB bila dibutuhkan.
Bagi publik Indonesia, momen-momen ini bukan sekadar kebanggaan simbolik. Kehadiran Prabowo di KTT Perdamaian Gaza menunjukkan bahwa Indonesia kini mulai memainkan peran strategis yang lebih nyata dalam politik global. Dalam situasi geopolitik yang semakin kompleks, Indonesia menampilkan diri sebagai jembatan antara negara-negara maju dan dunia berkembang, serta sebagai suara moral yang menyerukan perdamaian di tengah konflik. Diplomasi seperti ini menjadi cerminan bahwa Indonesia tidak lagi sekadar penonton, tetapi sudah menjadi aktor penting dalam menjaga stabilitas dunia.
KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh 2025 menjadi bukti bahwa Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, tidak hanya berbicara tentang perdamaian tetapi juga hadir untuk mewujudkannya. Dari jabatan tangan hingga pose jempol, dari tepuk tangan para pemimpin dunia hingga penandatanganan dokumen bersejarah, semua menggambarkan citra baru Indonesia di mata dunia sebuah negara besar yang rendah hati, berdaulat, dan siap menjadi kekuatan moral serta diplomatik dalam tatanan global baru.
)* Penulis adalah kontriubutor Sadawira Institute
Leave a Reply