Oleh: Satria Wahyuda )*
Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional secara berkelanjutan. Salah satu langkah konkret yang kini dijalankan adalah pembentukan dan penguatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah entitas strategis yang ditugaskan untuk menjadi motor penggerak investasi jangka panjang, terutama di sektor-sektor yang berdampak langsung terhadap kemandirian dan ketahanan nasional.
Dalam kerangka besar pembangunan ekonomi, dua sektor utama yang menjadi fokus perhatian adalah ketahanan energi dan ketahanan pangan. Kedua sektor ini dinilai sebagai pilar penting dalam menciptakan sistem ekonomi yang tangguh terhadap berbagai guncangan global.
Danantara, dalam hal ini, tidak diposisikan sebagai lembaga pencari profit semata, melainkan sebagai alat negara dalam menjamin keberlanjutan pembangunan ekonomi dan sosial dalam jangka panjang.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa arah investasi yang ditempuh oleh lembaga ini sangat menekankan pada prinsip keberlanjutan dan penciptaan nilai jangka panjang. Berbeda dengan pendekatan yang umumnya diambil oleh pelaku investasi swasta yang cenderung bersifat jangka pendek dan spekulatif,
Danantara memilih strategi yang lebih hati-hati dan berorientasi pada dampak sistemik. Dengan demikian, investasi yang dilakukan tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara menyeluruh.
Pandu menegaskan bahwa pendekatan jangka panjang yang diterapkan merupakan langkah strategis untuk membangun ketahanan ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian global. Danantara tidak memiliki agenda untuk segera melego aset-aset strategisnya demi keuntungan instan.
Sebaliknya, lembaga ini berupaya untuk menguasai pangsa pasar secara bertahap dan konsisten, sehingga memiliki posisi dominan dalam ekosistem ekonomi nasional. Tujuan akhirnya adalah menjadikan Danantara sebagai pemilik aset produktif jangka panjang yang mampu memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia.
Chief Executive Officer Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, juga menekankan bahwa sejak sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergabung ke dalam struktur kepemilikan Danantara, perolehan dividen dari BUMN langsung dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan untuk proyek-proyek investasi strategis. Menurutnya, dividen yang dihasilkan dari kinerja BUMN kini menjadi salah satu sumber pembiayaan utama dalam memperkuat struktur investasi nasional yang lebih mandiri dan tidak bergantung pada pembiayaan luar negeri.
Rosan menyampaikan bahwa pemanfaatan dividen dilakukan dengan prinsip kehati-hatian yang ketat. Proses alokasi dana diawasi secara menyeluruh oleh bagian Treasury Danantara untuk memastikan bahwa setiap keputusan investasi memenuhi berbagai kriteria penting.
Ia juga menambahkan bahwa setiap investasi yang dilakukan harus memiliki daya saing yang tinggi serta relevansi terhadap kepentingan nasional. Artinya, Danantara tidak hanya menanamkan modal di proyek yang menguntungkan secara finansial, tetapi juga harus mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas serta mendukung visi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Dalam sektor energi, Danantara menjadikan pengembangan minyak dan gas sebagai salah satu prioritas awal. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa cadangan energi nasional, khususnya minyak dan gas bumi, masih tergolong terbatas. Untuk itu, percepatan produksi menjadi krusial dalam rangka menjamin pasokan energi jangka panjang serta mengurangi ketergantungan terhadap impor energi dari luar negeri.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa proyek energi terbarukan akan menyusul dalam gelombang kedua pembiayaan. Menurut Eniya, prioritas diberikan pada migas karena kebutuhan saat ini lebih mendesak. Indonesia masih mengalami kekurangan signifikan dalam cadangan minyak dan gas.
Meski demikian, sektor energi baru dan terbarukan tetap menjadi bagian dari perencanaan Danantara. Proyek-proyek seperti panas bumi, tenaga air, tenaga surya, dan avtur ramah lingkungan sedang diidentifikasi. Eniya menyebut proses identifikasi tidak akan memakan waktu lama. Saat ini timnya tengah menyiapkan daftar proyek yang siap diajukan ke Danantara.
Langkah bertahap ini dianggap sebagai pendekatan strategis agar transisi energi bisa dilakukan dengan realistis dan aman. Selain energi, ketahanan pangan menjadi sektor yang tak kalah penting dalam fokus Danantara. Pemerintah ingin memperkuat produktivitas pertanian dan pengolahan pangan nasional.
Investasi diarahkan pada peningkatan kualitas produksi pangan, modernisasi pertanian, dan penguatan rantai pasok. Ini bertujuan agar Indonesia bisa mencapai swasembada secara mandiri. Penguatan sektor pangan juga menjadi sarana untuk mendorong ekonomi daerah. Investasi ini diprediksi akan menciptakan lapangan kerja baru di desa dan daerah tertinggal.
Danantara juga ikut mendorong program hilirisasi industri. Pemerintah ingin mendorong transformasi ekonomi dari eksportir bahan mentah menjadi produsen barang bernilai tambah. Pendekatan ini sejalan dengan strategi pembangunan jangka panjang yang telah digagas pemerintah. Sektor hilir akan membuka lebih banyak peluang kerja dan meningkatkan nilai ekspor.
Dengan kerangka kerja yang terarah, Danantara diharapkan mampu memperkuat pondasi pembangunan nasional secara menyeluruh. Fokus terhadap sektor energi dan pangan bukan hanya menjawab kebutuhan jangka pendek, tetapi juga menyiapkan Indonesia menghadapi tantangan global di masa depan.
Melalui tata kelola yang transparan, sinergi antar lembaga, dan penempatan investasi secara tepat, Danantara berpotensi menjadi pilar utama dalam mendorong transformasi struktural perekonomian Indonesia.
Ke depan, dukungan yang konsisten dari seluruh pemangku kepentingan akan menjadi kunci agar inisiatif ini benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas. Dengan arah yang sudah ditetapkan, Danantara membawa harapan baru bagi tercapainya kemandirian bangsa dalam berbagai sektor strategis.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi institute
Leave a Reply