Oleh : Alex Syamsuddin )*
Dinamika global yang terus bertransformasi dengan cepat, kerja sama internasional menjadi elemen kunci untuk memastikan stabilitas ekonomi dan ketahanan geopolitik. Indonesia, kini menapaki babak baru dalam kemitraan strategis global melalui tercapainya kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa dalam Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen di Brussels, menegaskan bahwa perjanjian ini adalah hasil dari proses negosiasi panjang selama satu dekade yang mencerminkan terobosan penting dalam hubungan bilateral kedua belah pihak.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kemitraan Indonesia dan Uni Eropa memiliki nilai strategis yang tinggi, tidak hanya dalam konteks ekonomi, tetapi juga dalam membangun stabilitas geopolitik dunia yang tengah menghadapi berbagai tantangan. Perjanjian IEU-CEPA dianggap sebagai bentuk nyata dari komitmen kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, dan berkelanjutan. Dalam dunia yang kian multipolar, di mana ketegangan geopolitik sering kali mengganggu jalur perdagangan global, kolaborasi ini menjadi simbol penting bagi terciptanya tatanan perdagangan internasional yang lebih adil dan stabil.
Lebih dari sekadar perjanjian dagang, IEU-CEPA membuka lembaran baru dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa dinamika global yang semakin kompleks mendorong kedua pihak untuk mempercepat proses perundingan dan akhirnya mencapai kesepakatan bersejarah ini. Menurutnya, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Uni Eropa pada 2024 telah mencapai angka US$ 30,1 miliar, dengan surplus perdagangan Indonesia meningkat tajam dari US$ 2,5 miliar pada 2023 menjadi US$ 4,5 miliar pada 2024. Ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia memiliki daya saing tinggi dan semakin dipandang sebagai mitra strategis oleh mitra-mitra global.
Indonesia tidak hanya diakui karena kekuatan ekonominya, tetapi juga karena posisinya yang sentral di kawasan Asia Tenggara. Airlangga menegaskan bahwa Indonesia berperan sebagai jangkar penting yang menghubungkan Uni Eropa dengan negara-negara ASEAN. Keanggotaan aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional serta komitmennya terhadap perdagangan bebas yang adil telah memperkuat posisinya dalam arsitektur perdagangan global. Oleh karena itu, keberhasilan IEU-CEPA tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, tetapi juga meningkatkan pengaruh Indonesia dalam konstelasi geopolitik internasional.
Sementara itu, Menteri Perdagangan, Budi Santoso, juga menyampaikan bahwa seluruh tahapan teknis dan substansi dari IEU-CEPA telah diselesaikan dengan baik, tanpa ada hambatan berarti. Pihaknya menegaskan bahwa hasil akhir dari perjanjian ini akan segera diumumkan secara resmi oleh Presiden Prabowo, dan penandatanganan dijadwalkan akan dilakukan pada kuartal III tahun 2025 di Jakarta. Ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa diplomasi ekonomi yang dijalankan secara konsisten mampu menghasilkan terobosan konkret dalam bentuk kerja sama perdagangan jangka panjang yang menguntungkan.
Salah satu aspek penting dari perjanjian IEU-CEPA adalah keterbukaannya terhadap beragam sektor, termasuk perdagangan barang, jasa, investasi, serta kerja sama di bidang keberlanjutan dan teknologi hijau. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan dan transisi energi. Melalui perjanjian ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas akses pasar produk dalam negeri ke Uni Eropa serta mengundang lebih banyak investasi berkualitas ke sektor-sektor strategis nasional seperti manufaktur, energi terbarukan, dan ekonomi digital.
Dengan demikian, IEU-CEPA bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga tentang masa depan. Masa depan di mana Indonesia mampu mengambil posisi strategis di tengah persaingan global yang ketat, tanpa kehilangan identitas dan kemandiriannya. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo telah membuktikan bahwa diplomasi ekonomi yang berorientasi pada hasil konkret bisa menjadi instrumen penting dalam menciptakan peluang pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Langkah ini juga menandai era baru dalam cara Indonesia memosisikan dirinya dalam hubungan internasional, yaitu bukan lagi sebagai pengikut, melainkan sebagai aktor utama.
Di tengah ketidakpastian global yang diwarnai oleh perang dagang, perubahan iklim, dan krisis geopolitik, kesepakatan seperti IEU-CEPA menjadi bukti bahwa jalan keluar dari krisis bukan dengan proteksionisme, melainkan dengan kerja sama yang cerdas dan berorientasi pada masa depan. Indonesia telah memilih jalur ini, dan dunia kini melihat bahwa negara ini tidak hanya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi regional, tetapi juga simbol kepemimpinan visioner di panggung global. Inisiatif ini mencerminkan arah kebijakan luar negeri dan ekonomi Indonesia yang semakin matang dan berpengaruh.
Pencapaian besar ini tidak hanya terletak pada dokumen perjanjian yang ditandatangani, tetapi pada dampaknya terhadap rakyat Indonesia. Masyarakat diharapkan mendukung penuh kebijakan strategis pemerintah ini sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan daya saing nasional di pasar internasional. Perjanjian IEU-CEPA adalah langkah maju yang harus disambut dengan optimisme dan kesiapan kolektif, demi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan baru dalam perdagangan dunia yang inklusif, berdaya saing, dan berkeadilan.
)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Strategis.
Leave a Reply