Indonesia-Satu.com

Independen Terpercaya

Harapan Baru Pemuda, Bansos Percepat Roda Perekonomian Warga

Oleh: Adnan Ramdani )*

Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas sosial dan memperkuat fondasi ekonomi nasional. Salah satu instrumen yang paling nyata dalam kebijakan tersebut adalah program bantuan sosial (bansos) yang tidak hanya berfungsi sebagai jaring pengaman bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga menjadi motor penggerak baru bagi perekonomian rakyat di berbagai daerah. Dalam satu tahun terakhir, penyaluran bansos semakin diarahkan untuk menciptakan efek berantai yang positif terhadap konsumsi rumah tangga, daya beli masyarakat, serta membuka peluang produktif, terutama bagi generasi muda yang menjadi tulang punggung pembangunan bangsa.

Bansos kini tidak lagi dipandang sebatas pemberian bantuan sesaat, melainkan sebagai bentuk investasi sosial jangka panjang. Melalui berbagai skema seperti bantuan langsung tunai, program keluarga harapan, bantuan sembako, hingga dukungan modal bagi pelaku usaha kecil, pemerintah berupaya memastikan bahwa masyarakat memiliki daya tahan ekonomi yang cukup dalam menghadapi tekanan inflasi dan ketidakpastian global. Dampaknya terasa nyata di lapangan, aktivitas ekonomi rakyat di pasar tradisional meningkat, pelaku UMKM kembali bergairah, dan konsumsi domestik yang menjadi motor utama pertumbuhan nasional pun terus bergerak positif.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengatakan bahwa bantuan ini merupakan kebijakan Presiden Prabowo Subianto Untuk Program Perlindungan Sosial Tahun 2025 melalui Kementerian Sosial untuk tiga bulan yaitu Oktober, November dan Desember, sebagai bagian dari strategi stimulus ekonomi. Pihaknya berharap agar bansos digunakan untuk kebutuhan, dan tidak di gunakan hal yang tidak sesuai peruntukannya.

Bagi kalangan muda, bansos membuka ruang harapan baru. Banyak anak muda yang sebelumnya terjebak dalam keterbatasan akses ekonomi kini mampu memulai langkah wirausaha melalui dukungan pemerintah. Bantuan modal usaha, pelatihan kewirausahaan, hingga pendampingan digitalisasi UMKM membuat generasi muda tidak lagi sekadar menjadi penerima manfaat pasif, tetapi juga pelaku utama dalam menggerakkan roda ekonomi lokal. Mereka belajar mengelola keuangan, berinovasi dalam pemasaran produk, hingga memanfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Di desa-desa, keberadaan bansos menciptakan sirkulasi uang yang hidup. Warga dapat membeli kebutuhan pokok dari pedagang lokal, sementara pedagang memperoleh keuntungan yang berputar kembali di lingkungan sekitar. Efek domino ini menjadikan ekonomi desa lebih dinamis. Tidak sedikit desa yang mulai berkembang menjadi pusat ekonomi baru karena perputaran dana bansos yang produktif. Pemerintah daerah turut mendorong agar bantuan yang diterima masyarakat bisa diarahkan ke kegiatan ekonomi berkelanjutan, seperti pertanian modern, peternakan terpadu, hingga industri rumahan yang menyerap tenaga kerja lokal.

Di kota-kota besar, peran bansos juga tidak kalah signifikan. Program bantuan tunai membuat daya beli masyarakat tetap terjaga, mendorong peningkatan konsumsi sektor ritel, kuliner, dan transportasi. Para pelaku usaha kecil di sektor informal, seperti ojek daring, pedagang kaki lima, dan pekerja lepas, merasakan dampak langsung karena meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Di sisi lain, penyaluran bansos secara digital melalui sistem perbankan dan aplikasi finansial juga mempercepat inklusi keuangan nasional. Masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki rekening kini bisa mengakses layanan keuangan formal, menabung, bahkan mengajukan modal usaha kecil dengan lebih mudah.

Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, Annisa Mahesa mengatakan bahwa pentingnya penyaluran berbagai program bantuan sosial dari pemerintah agar lebih tepat sasaran dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, pihaknya akan terus mengawal kebijakan dan penyaluran bansos agar lebih transparan dan berdampak nyata bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di daerah terpencil.

Lebih jauh lagi, program bansos yang dijalankan secara transparan dan tepat sasaran menciptakan rasa percaya masyarakat terhadap pemerintah. Penyaluran bantuan yang diawasi secara ketat dengan teknologi digital mengurangi potensi penyalahgunaan, memastikan bahwa setiap rupiah sampai ke tangan yang berhak. Di sinilah letak kekuatan kebijakan sosial ekonomi yang modern, bukan sekadar menyalurkan dana, tetapi membangun ekosistem keadilan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Pemerintah juga menyadari bahwa pemuda memiliki peran strategis dalam mempercepat transformasi ekonomi nasional. Oleh karena itu, berbagai program bansos kini disinergikan dengan pelatihan vokasi, inkubasi bisnis, serta dukungan bagi start-up lokal. Harapan baru muncul dari kolaborasi antara kebijakan sosial dan semangat inovasi anak muda. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga agen perubahan sosial yang membantu masyarakat sekitar mengelola dana bantuan secara produktif.

Harapan baru yang tumbuh di tengah masyarakat hari ini adalah bukti bahwa bansos bukan sekadar instrumen kebijakan, tetapi simbol kehadiran negara yang aktif melindungi dan menggerakkan potensi warganya. Ketika bantuan sosial dimanfaatkan secara bijak dan produktif, maka roda ekonomi rakyat akan terus berputar, membawa kesejahteraan yang merata dari kota hingga pelosok desa. Dan di sanalah, di tangan pemuda yang kreatif dan bersemangat, masa depan ekonomi Indonesia yang mandiri dan berkeadilan sedang bertumbuh dengan kokoh.

)* Penulis adalah pengamat ekonomi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *