Oleh : Yohanes Wandikbo )*
Dukungan terhadap arah pembangunan nasional yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka semakin menguat di berbagai wilayah Papua. Kalangan masyarakat adat, yang selama ini menjadi penjaga kearifan lokal, kini tampil sebagai bagian penting dalam mendukung agenda pembangunan yang inklusif dan berkeadilan sosial. Dukungan itu menjadi cerminan bahwa Papua menyambut paradigma baru pembangunan yang menempatkan manusia sebagai pusat kemajuan.
Salah satu tokoh yang memberikan dukungan kuat terhadap kebijakan pemerintah adalah Ketua Dewan Adat Suku Moi, Nikodemus Yaboisembut. Ia menilai bahwa langkah-langkah pembangunan yang dilakukan Pemerintah saat ini telah membawa perubahan signifikan bagi masyarakat adat. Program bantuan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, serta pemberdayaan ekonomi lokal menunjukkan arah kebijakan yang berpihak pada masyarakat kecil dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat asli Papua.
Pemerintah dianggap tidak hanya membangun secara fisik, tetapi juga menumbuhkan rasa keadilan sosial dan penghormatan terhadap identitas budaya. Kehadiran negara melalui berbagai program lintas sektor memberi bukti bahwa Papua tidak dibiarkan berjalan sendiri, melainkan menjadi bagian integral dari pembangunan nasional yang berlandaskan pemerataan dan kesejahteraan bersama. Menurut Nikodemus, perhatian terhadap masyarakat adat menunjukkan bahwa pemerintah memiliki komitmen moral dan politik untuk menjaga keutuhan bangsa melalui pendekatan yang humanis dan berakar pada budaya lokal.
Kebijakan pembangunan yang diterapkan di Tanah Papua kini mulai dirasakan manfaatnya. Akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan transportasi semakin membaik. Desa-desa yang dulunya sulit dijangkau kini terhubung oleh jalan yang memudahkan aktivitas ekonomi masyarakat. Bantuan sosial yang disalurkan langsung hingga ke kampung terpencil menjadi bukti konkret bahwa pemerintah ingin memastikan tidak ada warga negara yang tertinggal dari arus pembangunan.
Semangat pemerataan tersebut juga tampak dari berbagai kegiatan sosial yang dilakukan di Jayapura dan sekitarnya. Dalam kegiatan tatap muka dan bhakti sosial di Kampung Sabron Yaru, pemerintah menyalurkan berbagai bantuan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan tepung. Kegiatan ini bukan hanya berbentuk bantuan material, tetapi juga simbol kehadiran negara yang mendengar dan memahami kebutuhan rakyatnya. Masyarakat menilai langkah tersebut sebagai bentuk kepedulian yang nyata dari pemerintah pusat terhadap kesejahteraan masyarakat adat.
Selain itu, Ketua GIDI Distrik Yamo, Pendeta Ekiles Enumbi, juga menyuarakan dukungan penuh terhadap kebijakan pembangunan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Dalam deklarasi masyarakat Distrik Yamo, ia menyampaikan apresiasi atas berbagai program unggulan nasional seperti Koperasi Merah Putih, Ketahanan Pangan, dan Makanan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, program-program tersebut merupakan langkah nyata untuk memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat Papua sekaligus membuka peluang baru bagi generasi muda di daerah pedalaman.
Dukungan masyarakat Distrik Yamo bukan hanya pernyataan simbolik, melainkan lahir dari pengalaman langsung mereka terhadap manfaat program pemerintah. Ketahanan pangan menjadi perhatian utama karena tanah Papua memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Dengan dukungan kebijakan pemerintah pusat, masyarakat lokal dapat memanfaatkan tanah subur untuk bercocok tanam dan mengembangkan sistem pangan mandiri. Program MBG juga mendapat sambutan luas karena memberikan jaminan gizi bagi anak-anak di wilayah yang selama ini sulit dijangkau fasilitas kesehatan.
Pendeta Ekiles menilai bahwa kedamaian menjadi syarat utama agar pembangunan dapat berjalan optimal. Masyarakat di pegunungan Papua kini berkomitmen menjaga stabilitas dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu negatif. Dalam pandangan tokoh gereja tersebut, harmoni sosial dan semangat gotong royong merupakan modal penting untuk membangun masa depan Papua yang lebih baik. Melalui sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan tokoh adat, Papua diharapkan tumbuh menjadi wilayah yang maju, berdaya, dan mandiri.
Harapan masyarakat terhadap keberlanjutan pembangunan sangat besar. Mereka berharap agar perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih, listrik tenaga surya, jaringan internet, dan perumahan layak dapat terus ditingkatkan. Pembangunan honai sebagai rumah adat juga menjadi simbol penting bagi pelestarian budaya yang berjalan seiring dengan modernisasi. Pemerintah dianggap mampu menyeimbangkan antara pembangunan material dan pelestarian nilai-nilai luhur masyarakat adat.
Dukungan dari para tokoh adat dan pemuka agama di Papua memperlihatkan bahwa kebijakan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran diterima secara luas di tingkat akar rumput. Pembangunan yang menekankan keadilan sosial, kemandirian ekonomi, serta penghormatan terhadap kebudayaan menjadi kunci dalam memperkuat rasa persatuan bangsa. Papua kini bergerak seiring dengan semangat nasional menuju Indonesia Emas 2045, di mana setiap warga memiliki kesempatan yang sama untuk maju dan sejahtera.
Konsolidasi dukungan masyarakat adat terhadap program pemerintah bukan hanya wujud kepercayaan, tetapi juga pernyataan bahwa masa depan Papua harus dibangun melalui kolaborasi dan persaudaraan. Masyarakat adat melihat arah pembangunan saat ini sebagai momentum baru untuk keluar dari ketertinggalan dan menunjukkan bahwa Papua mampu menjadi contoh sukses pembangunan yang berpihak pada manusia.
Pemerintahan Prabowo-Gibran telah membuka ruang partisipasi yang luas bagi masyarakat adat untuk berperan dalam pembangunan. Dengan semangat kebersamaan, Papua tidak lagi menjadi wilayah yang tertinggal, tetapi menjadi pilar penting dalam mewujudkan Indonesia yang berkeadilan, sejahtera, dan berdaulat.
)* Penulis merupakan pengamat pembangunan Papua












Leave a Reply