Jakarta — Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan nasional. Melalui pelaksanaan operasi pasar secara besar-besaran, upaya ini tidak hanya ditujukan untuk menurunkan harga beras di pasaran, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan terhadap kesejahteraan petani dan daya beli masyarakat.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa produksi beras nasional mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Juli 2025 produksi beras nasional meningkat sebesar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, stok beras nasional saat ini tercatat mencapai 4,2 juta ton.
“Insya Allah produksi kita cukup baik tahun ini. Dengan stok yang melimpah, kami akan menggelar operasi pasar besar-besaran,” ujar Mentan Amran.
Lebih jauh, Amran menjelaskan bahwa untuk jangka panjang, pemerintah telah menyiapkan strategi permanen guna memperkuat ketahanan pangan nasional. Strategi tersebut meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, termasuk perbaikan infrastruktur irigasi serta pencetakan sawah baru di beberapa wilayah potensial seperti Merauke, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan.
“Kami sampaikan kepada seluruh masyarakat, bahwasannya pangan kita posisi sangat aman, karena stok kita tertinggi selama ini,” tegas Amran. Ia juga optimistis bahwa stok beras nasional di akhir tahun dapat tetap terjaga pada kisaran 2,5 hingga 3 juta ton.
Namun demikian, di lapangan, pelaksanaan operasi pasar masih menemui tantangan. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir Balaw, menyoroti belum optimalnya penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai penyebab utama belum turunnya harga beras meskipun operasi pasar sudah berjalan selama dua pekan terakhir.
“Pantas saja harga beras tak kunjung turun setelah selama dua pekan operasi pasar beras SPHP digulirkan. Saya minta Bulog segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk semakin memasifkan operasi pasar besar,” tegas Tomsi.
Ia mengungkapkan bahwa dari rencana penyaluran 1,3 juta ton beras SPHP sepanjang Juli hingga Desember 2025, realisasi penyalurannya pada periode 14-29 Juli 2025 baru mencapai 4.496,32 ton, atau sekitar 0,34 persen dari stok yang tersedia. Hal ini tentu menjadi evaluasi penting bagi pemerintah untuk meningkatkan sinergi antarlembaga dan mempercepat distribusi ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.
Di tingkat daerah, Pemerintah Provinsi Aceh turut ambil bagian dalam program ini. Melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh Barat, Pemprov Aceh menggelar operasi pasar komoditi beras premium di Pasar Bina Usaha Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Aceh Barat, Khairuzzadi, menjelaskan bahwa sebanyak 9.800 kilogram beras premium disediakan untuk masyarakat dalam operasi pasar tersebut.
“Tujuan dari kegiatan operasi pasar komoditi beras premium di Kabupaten Aceh Barat ini salah satunya adalah sebagai langkah pengendalian inflasi di daerah,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa tingginya minat masyarakat untuk membeli beras yang disediakan dalam kegiatan tersebut membuat stok beras cepat habis.
“Karena jumlah yang terbatas dan minat masyarakat tinggi sehingga mungkin tidak terpenuhi secara keseluruhan, ini menjadi evaluasi bagi kita,” kata Khairuzzadi.
Menanggapi hal tersebut, pihaknya berencana akan menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Aceh mengenai kebutuhan tambahan pasokan untuk operasi pasar di masa mendatang.
“Mudah-mudahan ke depan akan menjadi lebih baik lagi dan jumlah beras yang disediakan dalam kegiatan operasi pasar bisa ditambah lagi dari sebelumnya,” pungkasnya.
Langkah konkret yang dilakukan pemerintah pusat hingga daerah ini menunjukkan keseriusan dalam menjaga keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan beras nasional. Di satu sisi, petani tetap mendapat insentif dari hasil produksi yang meningkat. Di sisi lain, masyarakat konsumen terbantu dengan harga beras yang lebih terkendali.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan koordinasi yang terus diperkuat, operasi pasar diyakini akan menjadi instrumen efektif dalam menjaga kestabilan harga pangan, melindungi petani, serta memastikan ketersediaan beras yang merata di seluruh pelosok negeri.-
Leave a Reply