Indonesia-Satu.com

Independen Terpercaya

Pemerintah Perkuat Daya Beli Lewat Stimulus Ekonomi, Wujud Nyata Semangat Sumpah Pemuda 2025

Jakarta — Pemerintah terus memperkuat fondasi ekonomi nasional melalui berbagai stimulus yang diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat. Langkah ini mencerminkan semangat Sumpah Pemuda yang menegaskan pentingnya gotong royong dan optimisme kolektif dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Sektor properti menjadi salah satu indikator ketahanan ekonomi di tengah tekanan daya beli dan dinamika sosial menjelang akhir kuartal III/2025. Berdasarkan data Pinhome Home Sell Index (PHSI) dan Pinhome Home Rental Index (PHRI), pasar properti di sejumlah kota tetap menunjukkan pergerakan positif. Rumah tipe menengah ke bawah menjadi pendorong utama karena tingginya permintaan dari pembeli rumah pertama.

CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata, menilai stabilitas ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dan otoritas moneter yang konsisten menjaga keseimbangan pasar.

“Kebijakan seperti penurunan suku bunga dan insentif PPN menjadi penopang utama stabilitas pasar, terutama di segmen menengah ke bawah,” ujarnya.

Ia menyebut, sejumlah wilayah bahkan menunjukkan kenaikan harga rumah berkat proyek infrastruktur dan penataan kawasan. Di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara, kenaikan harga mencapai 3%, sementara di Semarang dan Padang tumbuh 2–4% karena ekspansi kawasan industri dan pembangunan tol.

Meski di beberapa daerah terjadi koreksi, secara nasional pasar tetap stabil dengan potensi pemulihan di akhir tahun.

Bank Indonesia (BI) turut melihat tren positif serupa. Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III didorong oleh ekspor dan belanja pemerintah.

“Data terakhir menunjukkan komoditas seperti kelapa sawit dan besi baja masih tumbuh tinggi, terutama ke India dan Tiongkok. Belanja pemerintah juga memberikan kontribusi terhadap penguatan permintaan domestik,” jelasnya.

Juli menambahkan, tambahan bantuan sosial yang akan disalurkan pada triwulan IV diharapkan memperkuat konsumsi masyarakat.

Sementara dari sisi moneter, kebijakan suku bunga dan likuiditas yang longgar membantu menjaga kepercayaan pasar.

“Untuk keseluruhan 2025, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan sedikit di atas titik tengah kisaran 4,6 hingga 5,4 persen,” ungkapnya.

Konsolidasi antara kebijakan fiskal dan moneter menunjukkan bahwa semangat kolaboratif yang diwariskan para pemuda 1928 kini hidup dalam strategi pembangunan ekonomi modern.

Dengan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Indonesia melangkah mantap memperkuat daya beli dan kemandirian ekonomi nasional. * * *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *