Oleh : Tommy Zulfikar )*
Pengembangan ekosistem ekonomi haji dan umrah yang berkelanjutan merupakan salah satu agenda strategis nasional yang semakin relevan di tengah besarnya jumlah jemaah Indonesia setiap tahun. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kepentingan besar untuk memastikan bahwa penyelenggaraan haji dan umrah tidak hanya berjalan lancar secara ibadah, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi yang berkeadilan dan berjangka panjang. Dalam konteks inilah kehadiran Danantara Indonesia menjadi signifikan sebagai instrumen negara dalam mengoptimalkan investasi strategis. Dukungan Danantara terhadap kebijakan pemerintah mencerminkan upaya konkret untuk membangun ekosistem yang terintegrasi, profesional, dan berorientasi pada kepentingan jemaah.
Selama ini, penyelenggaraan haji dan umrah kerap dipandang semata sebagai aktivitas layanan keagamaan, padahal di baliknya terdapat rantai ekonomi yang sangat besar. Mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga layanan pendukung lainnya, seluruhnya membentuk ekosistem ekonomi lintas sektor dan lintas negara. Tanpa pengelolaan yang terstruktur dan berkelanjutan, potensi ekonomi tersebut berisiko tidak optimal dan kurang memberikan manfaat maksimal bagi bangsa. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah untuk mendorong pengembangan ekosistem ekonomi haji dan umrah patut diapresiasi sebagai langkah visioner dan strategis.
Danantara Indonesia melalui Danantara Investment Management (DIM) mengambil posisi awal yang berhati-hati namun progresif dalam mendukung agenda tersebut. Managing Director Finance Danantara Investment Management, Djamal Attamimi, menegaskan bahwa keterlibatan Danantara merupakan bagian dari proses penjajakan dan pertukaran pandangan terkait pengembangan ekosistem ekonomi haji dan umrah. Pendekatan ini menunjukkan keseriusan Danantara dalam memahami kebutuhan kebijakan, kerangka regulasi, serta potensi sinergi yang dapat dikembangkan secara bertanggung jawab. Langkah awal yang berbasis kajian ini penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan dan investasi berjalan selaras dengan kepentingan nasional.
Koordinasi lintas kementerian dan lembaga menjadi fondasi utama dalam upaya membangun ekosistem ekonomi haji dan umrah yang berkelanjutan. Djamal Attamimi menekankan bahwa Danantara terus melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan sesuai kewenangan masing-masing, termasuk Kementerian Haji dan Umrah serta Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Sinergi ini mencerminkan tata kelola yang inklusif dan kolaboratif, sekaligus menghindari tumpang tindih kebijakan. Dengan koordinasi yang kuat, arah pengembangan ekosistem dapat lebih terukur, transparan, dan akuntabel.
Pandangan serupa disampaikan oleh Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, yang menekankan pentingnya pendekatan bertahap dan kolaboratif dalam proyek strategis lintas sektor. Menurutnya, pengembangan ekosistem ekonomi haji merupakan agenda kompleks yang menuntut kehati-hatian serta keselarasan kebijakan antarinstansi. Pendekatan bertahap menjadi krusial agar setiap langkah yang diambil benar-benar matang dan minim risiko. Dengan menjadikan koordinasi sebagai fondasi, Danantara menunjukkan komitmen untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik.
Dukungan Danantara terhadap kebijakan pemerintah juga tercermin dalam komitmen untuk menempatkan kepentingan jemaah sebagai prioritas utama. Seluruh inisiatif pengembangan ekosistem ekonomi haji dan umrah harus berorientasi pada kemaslahatan jemaah. Hal ini mencakup aspek kenyamanan, keamanan, keterjangkauan biaya, serta kualitas layanan yang lebih baik. Dengan demikian, pengembangan ekosistem ekonomi tidak semata mengejar keuntungan finansial, tetapi juga memastikan nilai sosial dan spiritual tetap terjaga.
Langkah konkret Danantara dalam mendukung kebijakan ini terlihat dari investasi strategis di sektor hospitality di Arab Saudi. CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa DIM telah menandatangani perjanjian akuisisi dengan Thakher Development Company yang mencakup aset perhotelan dan lahan di kawasan terpadu dekat Masjid Al-Haram. Lokasi yang berjarak sekitar 2,5 kilometer dari pusat ibadah tersebut memiliki nilai strategis tinggi bagi pelayanan jemaah Indonesia. Investasi ini menjadi bukti nyata keterlibatan Danantara dalam mendukung penyediaan akomodasi yang berkualitas.
Akuisisi Novotel Makkah Thakher City dengan kapasitas 1.461 kamar, serta 14 bidang tanah seluas sekitar 4,4 hektare untuk pengembangan masa depan, mencerminkan pendekatan jangka panjang Danantara. Potensi pengembangan hingga sekitar 5.000 kamar hotel menunjukkan skala dan visi besar dari inisiatif ini. Investasi tersebut tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas akomodasi, tetapi juga memberikan kepastian layanan bagi jemaah Indonesia. Selain itu, langkah ini membuka peluang penguatan posisi Indonesia dalam rantai nilai ekonomi haji dan umrah global.
Sebagai institusi yang memiliki mandat mengelola dan mengoptimalkan investasi negara, Danantara memandang inisiatif ini selaras dengan prioritas pembangunan nasional dan nilai-nilai Asta Cita. Penguatan ekosistem ekonomi haji dan umrah tidak terlepas dari agenda besar pemerintah dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan tata kelola yang baik, investasi strategis ini diharapkan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat. Kehadiran Danantara menjadi contoh bagaimana investasi negara dapat diarahkan untuk mendukung kepentingan umat dan bangsa secara bersamaan.
)* Penulis merupakan Pengamat Ekonomi.












Leave a Reply