Puncak Jaya — Satgas Yonif RK 753/AVT melumpuhkan tiga anggota gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang kerap meneror warga sipil di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan penindakan terhadap gerombolan OPM ini bermula dari terdeteksinya keberadaan salah satu OPM Teranus Enumbi bersama beberapa anggotanya memasuki pemukiman warga di kampung Karubate, Distrik Muara dengan membawa senjata api.
Maka, dengan respons cepat aparat keamanan Satgas Yonif RK 753/AVT melakukan penindakan terhadap gerombolan OPM tersebut.
“Saat akan ditangkap oleh aparat TNI di kios/warung, gerombolan OPM ini melakukan perlawanan dengan menembak, sehingga Prajurit TNI melumpuhkan dan menembak gerombolan tersebut,” kata Letkol Inf Candra Kurniawan saat dikonfirmasi media.
Anggota OPM melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan ke arah prajurit sehingga dibalas untuk melumpuhkan mereka. Tiga orang simpatisan OPM yang tewas tersebut adalah SW (33), YW (41), DW (36).
Aparat TNI juga mengamankan 1 pucuk pistol rakitan serta bendera bintang kejora, sedangkan Teranus Enumbi melarikan diri.
Gerombolan OPM Teranus Enumbi ini dikenal kejam dan sadis menyerang, menembak dan membunuh masyarakat sipil dan aparat keamanan.
Teranus Enumbi telah masuk dalam DPO Kepolisian terkait tindak pidana penyerangan aparat keamanan pada tahun 2018.
“Aparat TNI Polri akan terus berupaya menjaga stabilitas wilayah dengan terus melindungi dan melayani masyarakat. Sekaligus penegakan hukum tetap ditegakkan, khususnya dari gangguan OPM,” imbuh Candra.
Adapun beberapa kekejaman kelompok ini pada akhir-akhir ini yaitu beberapa waktu lalu saat Juni 2024 menyerang dan menembak tukang ojek a.n Husen (39), lalu pada 1 Mei 2024 menyerang dan menembak warga sipil a.n Prasetyo (33), kemudian 30 Mei 2024 menyerang dan menembak tukang ojek a.n Jainul (44). Sebelumnya, pada 19 Maret 2024 menyerang, menembak dan membacok 2 orang aparat keamanan a.n Sertu Ismunandar dan Serka Salim.
OPM diketahui sering menggunakan mata-mata untuk memantau pergerakan Apkam, kemudian melakukan serangan. Selain itu, massa yang marah atas kematian anggotanya dapat dengan mudah diprovokasi untuk melakukan aksi anarkis. Fakta ini menunjukkan bahwa ancaman dari OPM tidak hanya berasal dari kelompok inti, tetapi juga dari simpatisan yang siap melakukan tindakan kekerasan bahkan terhadap warga sipil.
*
Leave a Reply