Jakarta — Proyek hilirisasi nikel di kawasan Pomalaa, Sulawesi Tenggara, menjadi penanda penting dalam perjalanan transformasi industri nasional yang berorientasi pada nilai tambah dan kemandirian ekonomi. Dua unit autoclave raksasa, komponen vital dalam teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL), ini menjadi penanda bahwa Proyek HPAL Pomalaa bergerak dari fase perencanaan menuju kesiapan operasional yang lebih nyata.
Proyek HPAL Pomalaa merupakan bagian dari Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa yang dikembangkan oleh PT Vale Indonesia Tbk bersama mitra strategisnya, Kolaka Nickel Industry (KNI). Sebagai anak usaha Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Vale memegang peran penting dalam agenda nasional hilirisasi mineral strategi besar yang mendorong Indonesia tidak lagi sekadar mengekspor bahan mentah, tetapi menghasilkan produk bernilai tambah tinggi untuk pasar global.
Kehadiran proyek ini tidak hanya mencerminkan perubahan arah kebijakan pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga membuka ruang besar bagi penciptaan lapangan kerja berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan masa depan. Chief Project Officer PT Vale Indonesia, Muhammad Asril, menegaskan bahwa kedatangan autoclave, sebagai tonggak penting dalam perjalanan proyek.
“Autoclave adalah inti dari proses HPAL, yang memungkinkan pengolahan bijih laterit menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti MHP. Melalui teknologi ini, kami memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global baterai kendaraan listrik,” ujarnya.
Lebih jauh, Asril menekankan bahwa proyek ini tidak semata mengejar target produksi, tetapi juga membawa komitmen terhadap keselamatan kerja, keberlanjutan lingkungan, serta manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Deputy General Manager PT Kolaka Nickel Industry, Shao Weisheng, menyampaikan kebanggaannya dapat terlibat dalam proyek strategis ini. Menurutnya, teknologi HPAL membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memaksimalkan potensi nikel laterit yang selama ini belum sepenuhnya dimanfaatkan.
“Kedatangan autoclave menandai langkah nyata menuju pengoperasian fasilitas HPAL kelas dunia di Pomalaa. Bersama PT Vale dan seluruh mitra, kami berkomitmen memastikan proyek ini berjalan sesuai target, dengan standar keselamatan dan kualitas tertinggi,” kata Shao.
Ke depan, proyek hilirisasi nikel di Pomalaa diharapkan menjadi model pengembangan industri berbasis sumber daya alam yang inklusif dan berkelanjutan. Keberhasilan proyek ini dapat direplikasi di wilayah lain dengan potensi mineral serupa, sehingga mendorong pemerataan pembangunan dan industrialisasi di berbagai daerah.












Leave a Reply