Jakarta – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), pemerintah melalui berbagai lembaga dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mempersiapkan langkah antisipatif guna menjaga kelancaran distribusi energi.
Salah satunya adalah PT Pertamina Patra Niaga, yang memastikan ketersediaan pasokan energi seperti bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji (LPG) untuk memenuhi lonjakan permintaan masyarakat yang diperkirakan meningkat signifikan selama periode liburan.
Proyeksi konsumsi LPG diperkirakan meningkat sekitar 7,2 persen, didorong oleh peningkatan aktivitas rumah tangga dan sektor wisata. Sebagai respons, Pertamina mengaktifkan Satuan Tugas (Satgas) Nataru sejak November 2025 untuk memastikan distribusi BBM dan LPG tetap lancar hingga ke daerah-daerah tujuan wisata dan wilayah padat aktivitas.
VP Retail Business Support Pertamina Patra Niaga, Beny Harto Wijaya, menyampaikan bahwa proyeksi konsumsi energi selama Nataru telah dihitung dengan seksama. Selain LPG, konsumsi gasoline diperkirakan naik sekitar 3,2 persen, sementara konsumsi avtur diprediksi naik sebesar 5,2 persen. “Untuk itu, Pertamina telah menyiagakan 1.866 SPBU siaga 24 jam dan 6.231 agen LPG di seluruh Indonesia guna menjamin pasokan energi yang stabil,” ujar Beny.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengakui adanya peningkatan signifikan dalam pembelian BBM non-subsidi. Fenomena ini tercatat sejak awal tahun 2025, dengan SPBU swasta mengalami lonjakan permintaan yang cukup tinggi. Hal ini mendorong Kementerian ESDM untuk mempertimbangkan penyesuaian kuota impor BBM swasta guna memastikan kestabilan pasokan di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan bahwa keputusan mengenai kuota impor BBM akan sangat bergantung pada pola konsumsi masyarakat yang meningkat tajam selama libur akhir tahun.
“Permintaannya memang tinggi sekarang. Kami akan terus memantau perkembangan ini untuk menyesuaikan kebijakan agar pasokan tetap stabil dan kebutuhan energi nasional terpenuhi,” ungkap Laode.
Tidak hanya di Jawa dan Bali, kesiapsiagaan distribusi energi juga diperkuat di wilayah luar Jawa, seperti Kalimantan. Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan telah menyiagakan berbagai langkah antisipatif untuk menghadapi potensi lonjakan permintaan energi dan kondisi darurat.
Executive General Manager Regional Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Isfahani mengatakan bahwa tiga unit mobile storage ditempatkan di daerah rawan bencana dan pusat perayaan, seperti Tol Balikpapan–Samarinda dan akses menuju Ibu Kota Nusantara (IKN). “Kami waspadai kemungkinan banjir yang dapat menghambat distribusi energi,” kata Isfahani.
Di Kalimantan, stok BBM dipastikan aman, dengan ketahanan Gasoline rata-rata 4,9 hari, Gasoil 10,2 hari, dan LPG 4,7 hari. Distribusi didukung oleh 860 unit mobil tangki, 1.890 awak mobil tangki, serta 1.400 lembaga penyalur BBM, termasuk 90 SPBU siaga 24 jam.
Puncak mobilitas masyarakat diprediksi terjadi pada 20-24 Desember 2025 dan 30-31 Desember 2025, serta arus balik pada 27-28 Desember dan 3-5 Januari 2026. Dengan adanya langkah-langkah strategis ini, pemerintah berharap distribusi energi tetap terjaga dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa libur akhir tahun.












Leave a Reply